KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Kelompok XI :
1. Agung Ribowo ( 3 )
2. Kevin Setiawan ( 15 )
3. Kristi Setyowati ( 16 )
4. Oscar Benny A. ( 23 )
SMK Negeri 2 Surakarta
JL. LU. Adisucipto No. 33 Surakarta 57139. Phone (0271) 714901 Fax. 727003 Email : mail@smkn2-solo.net
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT ”
Makalah ini berisikan tentang konflik sosial, Membahas pengertian konflik social dalam masyarakat, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya konflik sosial, serta identifikasi bentuk – bentuk konflik social di Indonesia dan pengendalian konflik social dalam masyarakat.
Penulisan makalah bertujuan untuk memenuhi salah satu nilai dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran IPS di SMK Negeri 2 Surakarta.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
1. Ibu Dra.Hj.Wahyoe Daryati pengampu mata pelajaran IPS kelas XI selaku pembimbing dalam penyusunan makalah ini,
2. Anggota Kelompok Sembilan yang banyak membantu dalam meracik materi penyusun makalah ini,
3. Serta rekan – rekan semua kelas XI TKR B yang telah memberikan dukungan penuh kepada kami dalam menyusun makalah ini,
Akhir kata, tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Surakarta, 20 Januari 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..…………….2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..………………...3
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………………....…………………...……..4
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………………..4
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………………..4
1.2 PERUMUSAN MASALAH........……………................... ………………………...........4
BAB II
PEMBAHASAN …………………………………………………………………..…..….......5
2.1 PENGERTIAN KONFLIK SOSIAL…………………......................................................5
2.2 FAKTOR PENYEBAB KONFLIK....................................................................................6
2.3 PENYEBAB KONFLIK DI INDONESIA…...……………….….....................................8
2.4 BENTUK KONFLIK DI INDONESIA…..........................................................................8
2.5 BENTUK PENGENDALIAN KONFLIK.........................................................................10
2.6 DAMPAK KONFLIK SOSIAL …………………………………………………………..11
2.1 PENGERTIAN KONFLIK SOSIAL…………………......................................................5
2.2 FAKTOR PENYEBAB KONFLIK....................................................................................6
2.3 PENYEBAB KONFLIK DI INDONESIA…...……………….….....................................8
2.4 BENTUK KONFLIK DI INDONESIA…..........................................................................8
2.5 BENTUK PENGENDALIAN KONFLIK.........................................................................10
2.6 DAMPAK KONFLIK SOSIAL …………………………………………………………..11
BAB III
KESIMPULAN ………………………………………………………..................................13
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………….........13
3.2 Kritik dan Saran …………………………………………................................................13
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………….........13
3.2 Kritik dan Saran …………………………………………................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...……...……………………………………………………..………..14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Konflik. Jika mendengar kata tersebut yang terekam dalam ingatan adalah pertikaian, darah dan air mata. Seolah hanya hal negatif yang tercermin dalam kata tersebut. Konflik sendiri dapat diartikan sebagai satu proses hidup dimana norma dan aturan dalam hidup bermasyarakat dilanggar.
Dalam kehidupan bermasyarakat banyak dikenal berbagai macam aturan dan norma susila. Terdapat tatanan hidup yang harus dipenuhi agar tercipta pola kehidupan sosial yang harmonis antara yang satu dengan yang lain.
Lalu bagaimana bila norma dan aturan itu tidak ditaati? Tentu yang timbul adalah terjadinya konflik, salah satunya Konflik Sosial Budaya. Masyarakatlah yang menjadi pelaku dan korban dari konflik itu sendiri. Konflik ini tidak hanya terjadi di kota saja bahkan sudah masuk ke lingkungan desa sebagai efek dari tingkat informasi yang tinggi.
Di dalam kehidupan masyarakat yang majemuk akan muncul berbagai fenomena. Fenomena yang sering terjadi adalah bentuk penyimpangan sosial di masyarakat. Di belahan dunia manapun, masyarakat yang dinamis dengan berbagai gejala sosialnya akan ditemukan berbagi bentuk penyimpangan.
Penyimpangan sosial di masyarakat memang sepertinya hal yang harus dihadapi. Ada berbagai bentuk penyimpangan sosial di masyarakat yang bisa kita lihat. Penyimpangan-penyimpangan itu tergantung pada kondisi sosial dan tatanan yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Tidak jarang penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat menyebabkan konflik antar masyarakat.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian KONFLIK SOSIAL itu ?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik sosial ?
3. Apa saja bentuk – bentuk konflik di Indonesia ?
4. Bagaimana dengan pengertian AKOMODASI ?
5. Apa saja bentuk-bentuk akomodasi ?
1.3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KONFLIK SOSIAL
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Tetapi definisi tersebut belum memadai karena konflik tidak saja tampak sebagai pertentangan fisik semata. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Istilah “konflik” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti percekcokan, perselisihan, pertentangan. Dilihat dari istilah “konflik” (conflic) berasal dari bahasa latin configo, yang berarti bertabrakan, bertubrukan, terbentur, bentrokan, bertanding, berjuang, berselisih, atau berperang. Sedangkan istilah konflik social menurut KBBI berarti pertentangan antara anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh di kehidupan. Sementara itu, konflik sosial bias di artikan menjadi dua hal. Pertama, Perspektif atau sudut pandang yang menganggap konflik selalu ada dan mewarnai segenap aspek interaksi manusia dan struktur sosial. Kedua, konflik social merupakan pertikaian terbuka seperti perang, revolusi, pemogokan, dan gerakan perlawanan.
Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli :
1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
4. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
7. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
8. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
9. Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
10. Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)
2.2 Faktor-faktor penyebab konflik sosial
Secara umum faktor penyebab konflik sosial adalah suatu hal yang berhubungan dengan bidang sosial, politik, dan ekonomi.
Selain hal diatas,faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya konflik sebagai berikut :
a. Perbedaan Idividu
Setiap orang mempunyai kepribadian dan kepentingan yang berbeda-beda,hal ini yang memicu perbedaan dan akan menimbulkan konflik diantara individu,sehingga sseorang tidak tidak selalu sejalan degan kelompoknya.
b. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Setiap orang dilahirka dengan kebudayaan yang berbeda,kebudayaan ini akan menyebabkan pol hidup yang berbeda pula.Sehingga,dalam kehidupan suatu ketika akan berbeda pendapat maupun hal yang lain sesuai dengan kebudayaan masing-masing.
c. Perbedaan Kepentingan
Manusia memiliki prasaan, pendirian, maupun latar belakang yang berbeda.
Oleh sebab itu dalam waktu bersamaan masing-masing individu memiliki kepentingan yang berbeda pula, Akibat konflik perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, social, dan budaya.
d. Perubahan-Prubahan Nilai yang Cepat
Perubahan nilai terjadi disetiap masyarakat berarti nilai-nilai social baik kebenaran,kesopanan, maupun nilai material akan mengalami perubahan.
Perubahan merupakan suatu hal yang wajar, tetapi jika perubahan terjadi terlalu cepat da menyipang akan menimbulkan konflik.
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat situasi yang memicu timbulnya perselisihan dan pertentangan,hal ini dikemukakan oleh Ursula Lehr.
Menurut ilmuwan tersebut,kemungkinan –kemungknan situasi yang dapat menimbulkan konflik sebagai berikut.
a. Konflik Dengan Orang Tua Sendiri
Konflik ini terjad akibat situasi-situasi hidup bersama orang tua.Pengharapan orang tua dan kewajiban seorang anak kepada orang tua sult sekali dijalankan bersamaan secara serasi
b. Konflik Dengan Anak-Anak Sendiri
Konflik ini terjadi karena si anak tidak sesuai dengan harapan sang orang tua.
c. Konflik Dengan Sanak Keluarga
Konflik yang terjadi dengan keluarga besar atau dengan sanak keluarga sering terjadi karena masing-masing keluarga mempunyai kepentingan masing-masing.
d. Konflik Dengan OrangLain
Konflik ini timbul dalam hubungan social dengan masyarakat di lingkunganya.
e. Konflik Suami Istri
Kesulitan dalam perkawinan adalah saat perbedaan pendapat antara suami dan istri dalam persoalan kehidupan atau tujuan hidup.
f. Konflik Di Sekolah
Bnayk sekali persoalan yang dapat terjadi di lingkungan sekolah,contohnya perseliihan hubungan antara murid dengan mrid, guru dengan murid,dll.
g. Konflik Dalam Memilih Pekerjaan
Konflik ini timbul akibat dari sifat pekerjaan sendiri.
h. Konflik Agama
Berhubungan dengan pertanyaan mengenai hakikat dan tujuan hidup,atuan-aturan yang bertentangan dengan agama, dan lain-lain
i. Konflik Pribadi
Misalnya, timbul karena minat yang berlawanaan, tidak ada keuletan, atau tidak adanya kemampuan untuk mengembangkan diri dan meluaskan hidup.
2.3 Penyebab konflik di Indonesia
Menurut J. Ranjabar , hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya konflik di pada masyarakat Indonesia sebagai berikut.
1) Apabila terjadi dominasi suatu kelompok terhadap kelompok lain. Contoh : lomflik yang terjad di Aceh dan Papua.
2) Apabila terdapat persaingan dalam mendapatkan mata pencaharin hidup antar kelompok yang suku berlainan suku bangsa. Contoh : konfik yang trerjadi di Sambas.
3) Apabila pernasaan unsure-unsur kebudayaan dari warga sebuah suku terhadap warga suku lain. Contoh : konflik yang trjadi di Sampit.
4) Apabila terjadi potensi konflik yang terpendam, yang telah bertikai secara adat. Contoh : konflik antara suku dipedalaman Papua.
2.4 Bentuk-bentuk konflik di Indonesia
Bentuk-Bentuk Konflik di Indonesia
Ada beberapa bentuk konflik yang terjadi di masyarakat,yaitu sebagai berikut.
1) Berdasarkan sifatnya,konflik dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Konflik Destruktif
Konflik ini merupakan konflik yang muncul karea adanya raa tidak senang, rasa benci, dan dendam terhadap seseorangataupun antar kelompok tehadap pihak lain.
b. Konflik Konstruktif
Konflik ini mrupakan konflik yang brsifat fungsional,konflik ini muncul karena adanya perbedaan [endapat dan kelompok dalam menghadapi suatu suatu permasalahan.
2) Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik :
a. Konflik Vertikal
Konflik yang terjadi antara komponen masyarakat di dalam suatu struktur masyarakat.
b. Konflik Horisontal
Konflik yang terjadi anatara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang relatif sama.
c. Konflik Diaginal
Konflik yang terjadi karena adanya ketidak adilan alokasi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim.
3) Berdasarkan Sifat Pelaku yang Berkonflik :
a. Konflik terbuka
Konflik terbuka merupakan konflik yang diketahu oleh semua pihak.
b. Konflik Tertutup
Konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik.
4) Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas Manusia di dalam Masyarakat :
a. Konflik sosial
Konflik social merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan social dan pihak yang berkonflik.
b. Konflik Politik
Konflik poliik adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan.
c. Konflik Ekonomi
Konflik konomi adalah konflik akibat adantya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik.
d. Konflik budaya
Adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan budaya yang berkonflik.
e. Konflik ideologi
Adalah konflik akibat adanya perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok orang.
5) Berdasarkan Cara Pengelolaanya :
a. Konflik Interindividu
Konflik individu merupakan konflk yang paling erat kaitanya dengan emozi individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi.Konflik dapat muncul karena 2 penyebab, yaitu karena kelbihan beban atau karena ketidak sesuaian seseorang dalam melaksnakan peranan.
b. Konflik Antar Individu
Konflik yang terjaadi anatara seseorang dengan satu orang atau lebih sifatnya kadang-kadang substant, menyangkut perbedaan gagasan, pendapat, dan lain-lain.
c. Konflik Antar Kelompok
Merupakan konflik yang banyak dijupai dalam kenyataan hidup manusia sebagai makhluk social, karena mereka hidup dalam kelompok.
2.5 Bentuk pengendalian konflik sosial
Bentuk Pengendalian Konflik Sosial
Akomodasi berasal dari bahasa inggris "Accomodation" yang artinya penyesuaian diri. Secara luas akomodasi berarti suatu bentuk proses sosial yang didalamnya terdapat dua atau lebih individu / kelompok berusaha untuk saling menyesuaikan diri, tidak saling mengganggu dengan cara mencegah, mengurangi untuk menghentikan ketegangan yang akan timbul/ yang sudah ada sehingga tercapai stabilitas (keseimbangan).
Akomodasi mempunyai tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
(1) Untuk mengurangi pertentangan orang perorangan/kelompok manusia sebagai perbedaan paham.
(2) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu.
(3) Untuk menciptakan kerja sama di antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat perbedaan faktor kebudayaan dan sosial psikologis.
(4) Mengusahakan peleburan diantara kelompok-kelompok yang terpisah (berbeda).
Bentuk-bentuk akomodasi antara lain sebagai berikut:
a. Coercion
Suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan dengan suatu paksaan, dimana salah satu pihak berada dalam keadaan lemah sekali dibandingkan dengan pihak lawan.
b. Kompromi
Bentuk-bentuk akomodasi dimana pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian.
c. Arbitrasi
Penyelesaian pertentangan atau konflik oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua pihak yang bertikai. Perselisihan atau konflik antara dua pihak yang sulit diatasi dengan kompromi, sering diatasi dengan arbitrasi.
d. Mediasi
Penggunaan pihak ketiga sebagai mediator yang tidak memihak dalam menyelesaikan suatu pertikaian. Namun, pihak ketiga sebagai penasehat atau mediator tidak turut mengambil keputusan.
e. Konsiliasi
Suatu usaha untuk memperhatikan keinginan-keinginan pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai suatu tujuan.
f. Toleransi
Suatu bentuk akomodasi dengan cara menghindarkan diri dari perselisihan atau bersikap saling menghargai untuk meredakan perselisihan.
g. Stalemate
Suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang, berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangan.
h. Ajudikasi
Bentuk akomodasi yang cara penyelesain pertentangannya melalui jalur hukum.
i. Eliminasi
Upaya penyelesaian pertentangan dengan cara salah satu pihak bersedia saling mengindari konflik agar tidak berkelanjutan.
j. Konversi
Dalam betuk akomodasi ini, satu dari pihak-pihak yang terlibat konflik menerima aspek-aspek tertentu dari pandangan-pandangan pihak lain. Konversi ini sering dihubungkan dengan kepercayaan agamawi.
k. Truce
Bentuk akomodasi yang berupa suatu persetujuan untuk menghentikan interaksi yang bersifat konflik atau persaingan untuk suatu periode waktu yang ditentukan.
l. Displacement
Bentuk akomodasi ini merupakan cara mengatasi suatu pertentangan dengan mengalihkan perhatian pada objek bersama.
2.6 Dampak-dampak konflik sosial
Dampak-dampak Konflik Sosial
Suatu konflik tidak selalu mendatangkan hal yang buruk, tetapi kadang-kadang mendatangkan sesuatu yang positif. Segi positif suatu konflik sebagai berikut:
a. Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas ditelaah, misalnya perbedaan pendapat dalam suatu diskusi atau seminar biasanya bersifat positif sebab akan semakin memperjelas dan mempertajam kesimpulan yang diperoleh dan diskusi atau seminar tersebut.
b. Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma dan nilai serta hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok.
c. Jalan untuk mengurangiketergantunganantar individu dan kelompok.
d. Dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru.
e. Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat
Hasil atau akibat-akibat dan suatu konflik sosial sebagai berikut:
a. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (in-group solidarity) yang sedang mengalami konflik dengan kelompok.
b. Keretakan hubungan antar individu atau kelompok.
c. Perubahan kepribadian para individu misalnya terjadi perang antar kelompok yang akan menimbulkan kebencian dan saling curiga
d. Kerusakan harta benda dan bahkan hilangnya nyawa manusia.
e. Akomodasi dominasi, bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam pertikaian. Suatu masyarakat dapat dinyatakan telah mencapai kondisi tertib jika terjadi keselarasan antara tindakan anggota masyarakat dengan nilai klan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilator belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
3.2 Kritik & Saran
DAFTAR PUSTAKA
· Modul IPS Kelas XI semester genap
· Anonim.2010.:Opini”Konflik Sosial”.[online]. http://www.kompas.com pada tanggal 30 april 2010.
· Anonim.2010.”Konflikdi Masyarakat Indonesia”.[online].http://www.wikipedia.org. diakses pada tanggal 30 April 2010.
· Rusmin.2005.”Konflik Sosial”.[online].http://www.depsos.go.id.diakses pada tanggal 30 April 2010.
· http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-penyelesaian-konflik/
· http://www.anneahira.com/konflik-sosial-masyarakat.htm.diakses pada tanggal 7 Januari 2011 pukul 14:56.
· http://www.anneahira.com/penyimpangan-sosial-di-masyarakat.htm.diakses pada tanggal 7 Januari 2011 pukul 15:03.
· http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik.diakses pada tanggal 8 Januari 2011 pukul 10:33.
· http://sugiartoagribisnis.wordpress.com/2010/05/08/konflik-sosial-yang-terjadi-di-masyarakat/. diakses pada tanggal 9 Januari 2011 pukul 12:32.
nih contoh makalah,
ReplyDelete