Monday, March 11, 2013

Makalah Keragaman Budaya di Indonesia



Keberagaman Budaya di Indonesia

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini, dengan judul “ Keberagaman budaya di Indonesia ”.

Makalah ini berisikan tentang keberagaman budaya di Indonesia, Membahas pengertian keberagaman budaya dalam masyarakat, faktor - faktor yang mempengaruhi terjadinya keberagaman budaya di Indonesia, serta identifikasi bentuk – bentuk keberagaman budaya di Indonesia.
Penulisan makalah ini bertujuan sebagai pengganti ulangan harian dan untuk menyelesaikan nilai mata pelajaran IPS akhir semester enam di SMK Negeri 2 Surakarta.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun penguasaan materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki belum seberapa. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak - pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
1.      Ibu Nunuk Sri Haryanti S.Pd pengampu mata pelajaran IPS kelas XII TKR B selaku pembimbing dalam penyusunan makalah ini,
2.      Anggota Kelompok Lima yang banyak membantu dalam penyusunan materi yang ada pada makalah ini,
3.      Serta rekan – rekan semua kelas XII TKR B yang telah memberikan dukungan doa kepada kami dalam menyusun makalah ini,
Akhir kata, tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir.



Surakarta, 1 Maret 2013

Penulis,


Daftar Isi
Halaman Judul ……………………………………………………………………………………… 1
Pengesahan ………………………………………………………………………………………….        2
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………… 3
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………         4

BAB I
Pendahuluan

A.     Latar belakang ……………………………………………………………………………...        5
B.     Perumusan masalah ………………………………………………………………………...        6
C.     Tujuan penulisan …………………………………………………………………………...        7
D.     Manfaat penulisan ………………………………………………………………………….        8
BAB II
Pembahasan
1.      Keberagaman Suku Bangsa …………………………………………………………………….        9
2.      Keberagaman Bahasa …………………………………………………………………………..        10
3.      Keberagaman Agama …………………………………………………………………………..         11
4.      Keberagaman Kesenian ………………………………………………………………………...        12
5.      Keberagaman Tradisi …………………………………………………………………………...        13
BAB III
Penutup
Kesimpulan & Saran ………………………………………………………………………………..        14
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………        15







BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa. Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
B.     Perumusan masalah

1.      Keberagaman suku bangsa ?
2.      Keberagaman bahasa ?
3.      Keberagaman agama ?
4.      Keberagaman kesenian dan tradisi ?

C.     Tujuan penulisan

ü  Mengumpulkan nilai tugas IPS,
ü  Mengetahui cara membuat makalah yang benar,
ü  Menambah pengalaman dalam menyusun makalah sesuai aturan.

D.     Manfaat penulisan

Ø  Mendapat nilai tugas mata pelajaran IPS dalam membuat makalah,
Ø  Mempelajari tentang keberagaman budaya di Indonesia,
Ø  Mengerti bagaimana menyikapi keberagaman,
Ø  Tahu bagaimana menghormati keberagaman budaya,
Ø  Membagi pengalaman dengan pembaca tentang keberagaman budaya.


BAB II
PEMBAHASAN
1.     Keberagaman suku bangsa

Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa. Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong dalam satu suku bangsa tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan suku bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat. Suku – suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut ini :
·         Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut,
·         Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa Madura,
·         Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara kematian,
·         Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari Saudati,
·         Kekerabatan, misalnya patrilineal dan matrilineal,
·         Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.
Cara menyikapi keberagaman suku bangsa di Indonesia seperti berikut ini :

ü  Menerima suku bangsa lain dalam pergaulan sehari – hari.
ü  Menambah pengetahuan kita tentang suku – suku lain. Mempelajari suku lain tidak harus datang ke daerah tempat tinggal mereka. 
ü  Tidak menjelek-jelekkan, menghina, dan merendahkan suku-suku bangsa lain. Kita, manusia yang diciptakan Tuhan dengan harkat dan martabat yang sama. 



2.     Keberagaman bahasa
Secara historis, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia baru dianggap “lahir” atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai penghantar pendidikan di perguruan-perguruan di Indonesia.
Indonesia dengan luas kawasan 1.904.556 km² dan menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat yang dikeluarkan tanggal 20 Julai 2007 menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah sekitar 222 juta jiwa yang berasal dari berbagai etnis. Dengan keragaman etnis dan suku, di Indonesia terdapat sekitar 706 bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa daerah khususnya dalam berkomunikasi tidak resmi dengan ahli keluarga maupun masyarakat. 
Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Indonesia) dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, “jang dinamakan ‘Bahasa Indonesia’ jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari ‘Melajoe Riaoe’, akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia; pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia”, atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, Sumatera Utara, “…bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuaikan dengan pertumbuhannja dalam masjarakat Indonesia”. Bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing.
Menurut Bambang Kaswanti Purwo, laju kepunahan bahasa di Indonesia sebagai negara kedua di dunia yang memiliki bahasa paling banyak yaitu 706 bahasa setelah Papua Nugini yaitu 867 bahasa cukup memprihatinkan. Dari jumlah tersebut, ada 109 bahasa (di luar Papua) yang punya penutur kurang dari 100.000 orang, seperti Tondano di Sulawesi, Tanimbar di Nusa Tenggara, Ogan di Sumatera Selatan, serta Buru di Maluku.
“Malahan ada satu bahasa di Nusa Tenggara Timur, yakni Maku’a, yang jumlah penuturnya tinggal 50 orang. Hampir separuh dari bahasa di Indonesia tersebar di wilayah Papua dan sangat terancam kepunahannya karena jumlah penutur terus berkurang.”
Sementara itu, berdasarkan data UNESCO, setiap tahun, ada 10 bahasa di dunia yang punah dan di era yang serba modern ini diperkirakan laju kepunahan bahasa akan lebih cepat lagi. Satu abad lalu, tercatat ada lebih dari 6.000 bahasa di dunia. Kini hanya tinggal 600 hingga 3.000 bahasa, hampir separuhnya memiliki penutur kurang dari 10.000 orang, dan seperempatnya lagi kurang dari 1.000 orang. “Padahal, salah satu syarat bagi upaya pelestarian bahasa adalah jika penuturnya mencapai 100.000 orang.”

3.     Keberagaman agama
Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Sila pertama Pancasila berbunyi “KeTuhanan Yang Maha Esa”. Pada tahun 2010, kira-kira 85,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha.

Berikut Adalah Enam agama utama di Indonesia :

ü  Islam

Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, dengan 85% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam. Mayoritas Muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia seperti di Jawa dan Sumatera. Pada abad ke-12, sebagian besar pedagang orang Islam dari India tiba di pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Hindu yang dominan beserta kerajaan Buddha, seperti Majapahit dan Sriwijaya, mengalami kemunduran, dimana banyak pengikutnya berpindah agama ke Islam. Dalam jumlah yang lebih kecil, banyak penganut Hindu yang berpindah ke Bali, sebagian Jawa dan Sumatera.

ü  Kristen Protestan

Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial Belanda (VOC), pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mereformasi Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia. Agama ini berkembang dengan sangat pesat pada abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eropa ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat Papua. Pada 1965, ketika terjadi perebutan kekuasaan, orang-orang tidak beragama dianggap sebagai orang-orang yang tidak ber-Tuhan, dan karenanya tidak mendapatkan hak-haknya yang penuh sebagai warganegara. Sebagai hasilnya, gereja Protestan mengalami suatu pertumbuhan anggota. Di Indonesia, terdapat tiga provinsi yang mayoritas penduduknya adalah Protestan, yaitu Papua, Ambon,dan Sulawesi Utara dengan 90%,91%,94% dari jumlah penduduk.

ü  Hindu

Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad 1 M, bersamaan waktunya dengan kedatangan agama Buddha, yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha seperti Kutai, Mataram dan Majapahit. Kerajaan ini hidup hingga abad ke 16 M, ketika kerajaan Islam mulai berkembang. Periode ini, dikenal sebagai periode Hindu-Indonesia, bertahan selama 16 abad penuh.

ü  Buddha

Buddha tiba di Indonesia pada abad 6 M. Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan erat dengan sejarah Hindu, sejumlah kerajaan Buddha telah dibangun sekitar periode yang sama. Seperti kerajaan Sailendra, Sriwijaya dan Mataram. Kedatangan agama Buddha telah dimulai dengan aktivitas perdagangan yang mulai pada awal abad pertama melalui Jalur Sutra antara India dan Indonesia.  Sejumlah warisan dapat ditemukan di Indonesia, mencakup candi Borobudur di Magelang dan patung atau prasasti dari sejarah Kerajaan Buddha yang lebih awal.

ü  Katolik

Awal mula: abad ke-14 sampai abad ke-18 Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah. Agama Katolik mulai berkembang di Jawa Tengah ketika Frans van Lith menetap di Muntilan pada 1896 dan menyebarkan iman Katolik kepada rakyat setempat.

ü  Khonghucu

Agama Konghucu berasal dari Cina daratan dan yang dibawa oleh para pedagang Tionghoa dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga Masehi, orang Tionghoa tiba di kepulauan Nusantara. Berbeda dengan agama yang lain, Konghucu lebih menitik beratkan pada kepercayaan dan praktik yang individual, lepas daripada kode etik melakukannya, bukannya suatu agama masyarakat yang terorganisir dengan baik, atau jalan hidup atau pergerakan sosial.
4.     Keberagaman kesenian dan tradisi
Tuhan telah menciptakan berbagai jenis makhluk hidup berupa tumbuhan, manusia, dan hewan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan telah diberi karunia akal untuk berfikir, berkreasi, dan sebagainya. Dengan akal manusia dapat mengembangkan berbagai kemampuan untuk menciptakan karya yang bernilai tinggi. Salah satu karya manusia adalah seni. Tahukah anda apa yang dimaksud dengan seni?
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, seni adalah kemampuan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. Dengan demikian seni adalah suatu hasil karya manusia yang mempunyai keindahan dan dapat dinikmati serta dirasakan oleh manusia.
Berikut ini merupakan contoh kesenian yang ada di Indonesia :

1.      Banten : Debus
2.      DKI Jakarta : Ondel-ondel, Lenong
3.      Jawa Barat : Wayang Golek, Rudat, Banjet, Tarling, Degung
4.      Jawa Tengah : Wayang Kulit, Kuda Lumping, Wayang Orang, Ketoprak,
5.      Jawa Timur : Ludruk, Reog, Wayang Kulit
6.      Bali : Wayang Kulit, Janger
7.      Riau : Makyong
8.      Kalimantan : Mamanda
Selain hasil kesenian yang sudah disebutkan di atas, suku – suku bangsa di Indonesia juga mempunyai hasil karya seni dalam bentuk benda. Karya seni yang dihasilkan oleh seniman-seniman dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia, antara lain seni lukis, seni pahat, seni ukir, patung, batik, anyaman, dan lain-lain. Benda-benda karya seni yang terkenal, antara lain ukiran Bali dan Jepara, Patung Asmat dan patung-patung Bali, anyaman dari suku-suku Dayak di Kalimantan, dan lain-lain. Hasil kerajinan seni ini menjadi barang-barang cindera mata yang sangat digemari turis mancanegara.
Tradisi dalam bahasa latin traditio yang berarti “diteruskan“ atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Sedangkan pengertian keberagaman tradisi adalah Keanekaragaman kebiasaan yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Berikut ini merupakan contoh tradisi di Indonesia :
1.      Tradisi ‘Siraman’ di Jawa
Upacara adat jawa bagi para calon pengantin untuk membersihkan diri dan hati sehingga semakin mantap dalam melangsungkan pernikahan esok harinya.
2.      Tradisi ‘balimau’ di Sumatra Barat
Tradisi untuk menyambut bulan suci rahmadan, balimau memiliki makna mandi disertai keramas yang melambangkan pembersihan diri sebelum berpuasa.
3.      Tradisi ‘Pasola Sumba’ di Sumba
Upacara adat yang dilakukan untuk memohon restu kepada dewa agar panen di tahun tersebut berhasil dengan baik.
4.      Tradisi ‘Rambu solo’ di Toraja
Upacara kematian sebagai tanda penghormatan terakir kepada mendiang yang telah meninggal. Dan masih banyak lagi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Keanekaragaman budaya jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi hendaknya dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu melestarikan kebudayaan yang beraneka ragam tersebut. Di samping itu, dengan mendalami kebudayaan yang beraneka ragam tersebut, wawasan kita akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi bangsa yang mau dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang berupa keanekaragaman kebudayaan tersebut.
Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar kebudayaan kita yang terkenal tinggi nilainya itu tetap lestari, tidak terkena arus yang datang dari luar. Melestarikan kebudayaan nasional harus didasari dengan rasa kesadaran yang tingi tanpa adanya paksaan dari siapapun. Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah perlu juga kita kembangkan, karena kebudayaan daerah mempunyai kedudukan yang sangat penting.Untuk menyikapi keberagaman yang ada kita harus saling menghormati antara satu denan yang lain agar tercipta kedamaian, tidak ada perpecahan di antara kita semua.
Daftar Pustaka

 

6 comments:

Modifikasi pathname pada terminal linux menjadi lebih pendek

Bagi pengguna linux turunan ubuntu seperti ubuntu 16.04 yang saya gunakan, ada beberapa hal yang cukup membuat kita ribet dengan pathname pa...